Temu Inklusi Update

Mereka yang berkunjung ke T…

An error occured during creating the thumbnail.

Membangun Aksesibilitas Itu…

An error occured during creating the thumbnail.

Jurnalisme Inklusi sebagai …

An error occured during creating the thumbnail.

Pengumuman Pemenang Lomba M…

An error occured during creating the thumbnail.

Pedagang kecil: Berkah Temu…

An error occured during creating the thumbnail.

Perjalanan Kemenangan Skuad…

An error occured during creating the thumbnail.

Pengumuman Pemenang Lomba P…

An error occured during creating the thumbnail.

Workshop Media dan Jurnalis…

An error occured during creating the thumbnail.

Pengumuman Pemenang Lomba P…

An error occured during creating the thumbnail.

Sharing Inklusi di Temu Ink…

An error occured during creating the thumbnail.

Pembukaan Temu Inklusi 2014…

An error occured during creating the thumbnail.

Temu Inklusi 2014 “Inklusi…

An error occured during creating the thumbnail.

Sarasehan Temu Inklusi

An error occured during creating the thumbnail.

Bahasa isyarat "Inklusi"

An error occured during creating the thumbnail.

Ngetweet foto berhadiah

An error occured during creating the thumbnail.

Informasi selama kegiatan T…

An error occured during creating the thumbnail.

Persiapan Mental peserta Te…

An error occured during creating the thumbnail.

Pendidikan Inklusif dan Ana…

An error occured during creating the thumbnail.

Difabel dan Transportasi

An error occured during creating the thumbnail.

Venue

 Desa Sendangtirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

Jalan Wonosari KM 8 Yogyakarta
Hotel & City Guide

Konferensi, seminar, workshop, klinik, pentas kesenian, games selama 3 hari dengan ~5000 peserta. Kami menyiapkan penginapan yang berbeda, dengan tidur di rumah-rumah warga, aksesibilitas untuk difabel. Marathon event tentang kenyamanan dan bagaimana kehidupan yang aksesibel.

Kami menyarankan untuk segera memesan tempat dan register untuk memudahkan mengikuti dan menikmati Temu Inklusi edisi perdana ini dengan membaca petunjuk mengikuti dan acara..

Transportasi dan Jarak:
Bandara Adisucipto (2 km)
Terminal Giwangan (6 km)
Janti (4 km)
Stasiun Prameks Adisucipto (2 km)
Stasiun Tugu (12 km)

Sponsor dan Pendukung

Temu Inklusi memerlukan uluran tangan dan bantuan baik material maupun non-material untuk dapat terselenggara. Dukungan anda terhadap event Temu Inklusi adalah harapan dan amanat untuk memajukan inklusi dan kenyamanan lingkungan seluruh warga Indonesia.

Temu Inklusi di Twitter

Tentang Temu Inklusi

LOGO

Inklusi Dari Desa: Menggalang Apresiasi, Menggagas Inovasi,
Membangun Misi

Apakah itu Hari Difabel Internasional?
Sejak tahun 1992, Majelis Umum PBB melalui resolusi PBB No 47/3 telah menetapkan tanggal 3 Desember sebagai hari internasional Difabel atau “the international day of persons with disabilities”. Hari Difabel Internasional adalah momentum deklaratif dan kampanye internasional untuk menghentikan segala bentuk diskriminasi difabel dan mendorong adanya perwujudan kesadaran universal bahwa tak ada pembedaan status apapun dalam diri manusia. Setiap manusia, tanpa terkecuali Difabel berhak atas kesetaraan dan dihormati atas harkat dan martabatnya.

Apa Landasan Gerakan Difabel?
Pengesahan Konvensi Hak-hak Penyandang Disabilitas (Convention on the Rights of Person with Disabilities) melalui resolusi No A/61/06 pada Desember 2006 merupakan salah satu milestone gerakan Difabel di internasional. Bagi Indonesia, lahirnya CRPD bukan hanya memberikan semangat, tetapi arah baru bagi pergerakan Difabel untuk memperkuat peran Negara dalam pemenuhan, penghormatan serta perlindungan atas hak Difabel melalui desakan ratifikasi yang membuahkan hasil pada penghujung 2011 melalui undang-undang no.19 tahun 2011 tentang ratifikasi konvensi hak penyandang disabilitas. Keberadaan Konvensi Hak-hak Penyandang Disabilitas semakin memperteguh perjuangan difabel untuk terbebas dari segala bentuk diskriminasi struktural dan kultural. Melalui konvensi ini, pemerintah Indonesia telah ditegaskan untuk berhenti membuat peraturan dan kebijakan yang meniadakan hak-hak difabel. Konvensi ini juga menegaskan bahwa masyarakat mesti dipandu oleh negara agar tidak memberlakukan difabel secara negatif.

Bagaimana Perubahan yang diinginkan Difabel?
Di luar kerangka hukum dan kebijakan di atas, adanya ruang yang adil dan inklusif bagi Difabel tak pernah lepas dari kesadaran, keterlibatan dan peran serta masyarakat. Sebagaimana demokrasi yang lahir dari, oleh dan untuk rakyat, inklusi sebagai bentuk perayaan dan pengakuan atas kebinekaan Indonesia pun sejatinya telah tumbuh, hadir dan berkembang sebagai salah satu nilai luhur masyarakat Indonesia. Tak dapat dipungkiri bahwa Difabel adalah bagian dari masyarakat. Mereka ada, tinggal dan tumbuh bersama di dalam masyarakat. Untuk itu, membangun pemahaman positif akan penerimaan serta inklusifitas Difabel tak cukup hanya dibangun melalui kebijakan, namun perlu ada sebuah gerakan social dan bangunan pemahaman dan sikap mental yang dimulai perubahannya di tingkat masyarakat.

Apa Desa Inklusi yang diinginkan Difabel?
Desa sebagai komponen pemerintahan yang paling dekat dengan rakyat merupakan begian yang sangat potensial dalam menanamkan dan memulai gerakan social di atas. Diskriminasi, alienasi serta pengabaian Difabel banyak terjadi justru di level Desa yang selama ini tak terperhatikan. Di sisi lain, Desa merupakan miniature ruang public dimana tata kelola pemerintahan, pengambilan keputusan, serta sarana pelayanan public seperti sekolah, PUSKESMAS dan sebagainya seharusnya sangat dekat dan tak berjarak dari rakyat. Dengan adanya UU Desa saat ini, cita-cita akan percepatan pembangunan di Desa pun menjadi sebuah keniscayaan. Demikian pula dengan perwujudan inklusi Difabel. Gerakan inklusi yang dimulai dari Desa ini, diyakini akan dapat terus berkembang pada perubahan dan inklusifitas pada tingkat yang lebih tinggi (kecamatan, kabupaten, provinsi dan akhirnya nasional).

Apa Latar Belakang Temu Inklusi?
Temu Inklusia adalah sebuah ruang berkumpul dan berbagi yang inklusif sebagai wadah bertemunya Difabel dan kelompok masyarakat luas dalam rangka memperbincangkan isu inklusifitas Difabel. Selain menjadi ajang apresiasi hari internasional Difabel, pertama, forum ini akan menjadi ajang bertemunya organisasi Difabel dan pihak-pihak yang mempunyai kerja terkait dengan isu dan permasalahan Difabel untuk dapat saling berbagi pengalaman, gagasan dan sumberdaya. Ke dua, event ini diharapkan dapat memberikan pendidikan public tentang pemahaman dan perspektif difabilitas yang lebih positif. Ke tiga, sebagai event perayaan Hari Difabel Internasional, diharapkan forum ini dapat menjadi wadah untuk memperkenalkan serta memunculkan potensi Desa sebagai pelopor inklusi Difabel. Melalui forum ini pula, diharapkan adanya konsolidasi jaringan bagi para organisasi yang bekerja untuk isu Difabel, serta gerakan social inklusi yang lebih massif.

Apa Tujuan Temu Inklusi?
Membangun sebuah wadah berbagi pengalaman, sumberdaya dan jejaring antara organisasi-organisasi Difabel, maupun organisasi-organisasi masyarakat sipil, non-pemerintah, serta lembaga pemerintah yang mempunyai kerja terkait isu Difabel. Membangun model kampanye pendidikan dan penyadaran public akan perspektif dan pemahaman positif atas keberadaan Difabel dalam rangka mencapai kesetaraan dan inklusi social Difabel. Berembug untuk membuat rekomendasi agenda bersama terkait gerakan Difabel di Indonesia masa depan. Membentuk wadah konsolidasi gerakan inklusi Difabel sebagai wadah penguatan bagi Advokasi yang berkelanjutan. Memikirkan sebuah konsep, serta mempromosikan implementasi “desa inklusi” sebagai pelopor inklusi difabel dari desa

Apa tema Temu Inklusi 2014?
Kegiatan Temu Inklusi 2014 yang pertama ini mengambil tema “Inklusi Dari Desa: Menggalang Apresiasi, Menggagas Inovasi dan Membangun Misi”

Aktifitas apa dalam Temu Inklusi 2014?
Sebuah rangkaian kolaborasi, live-in, serta inklusi oleh organisasi Difabel, maupun organisasi masyarakat sipil, media, akademisi, praktisi, individu, organisasi serta aktifis desa, serta pihak-pihak lain dari berbagai wilayah di Indonesia yang mempunyai perhatian dan kerja nyata pada isu Difabel yang diberi nama “Temu Inklusi 2014”. Temu Inklusi 2014 didesain sebagai ajang inklusi dimana Difabel dan non-difabel diberikan ruang dan dikondisikan untuk berinklusi, berkolaborasi dan menjadi jaringan untuk saling mengenal dan berjejaring untuk kemudian membangun gerakan social inklusif. Dengan tema “Inklusi dari Desa: Menggalang Apresiasi, Menggagas Inovasi, Membangun Misi”,, seluruh rangkaian kegiatan ini akan dilaksanakan di desa dengan melibatkan masyarakat desa sebagai bagian dari event ini. Disinilah ruang dimana Desa diharapkan akan menjadi basis perubahan inklusi Difabel.