Sarasehan Temu Inklusi

Written by Published in Info

(18/12) Yogyakarta. Temu Inklusi 2014 diselenggarakan oleh Kepanitian Bersama pada tanggal 19-21 Desember 2014 bertempat di Balai Desa Sendangtirto, Berbah, Selman, Yogyakarta, gagasan temu insklusi ini dipersiapkan secara bersama-sama dengan melibatkan oleh banyak lembaga diantaranya Combine Resource Institution, Kementrian Koordinator Bidang pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pusham UII, Sapda, Joglo Abang, Sigab, Handicap Internasional, PKBI DIY, PR Yakkum, UCP-Roda Untuk Kemanusiaan, The Asia Foundation, Ciqal, Karitas Indonesia, PuteraBerlian, DMC, Australian Aid, Desa Sendangtirto. Kegiatan temu inklusi ini mengambil tema besar adalah “Inklusi dari Desa: Menggalang Apresiasi, Menggagas Inovasi, dan Membangun Misi”.

Kegiatan Sarasehan malam itu mengundang partisipan yang berasal dari kelompok masyarakat dan organisasi Difabel, pemerhati dan pegiat inklusi, masyarakat desa, pegiat masyarakat sipil, pemerhati dan pegiat desa, media, akademisi, seniman serta kelompok masyarakat luas. Kegiatan ini terbuka secara nasional. Sarasehan ini menjadi forum perkenalan seluruh partisipan dari seantero nusantara sebelum mengikuti agenda Temu Inklusi 2014 yang akan berlangsung selama tiga hari kedepan. Sarasehan menjadi ajang pertemuan untuk belajar dan berbagi banyak hal. Yaitu pengetahuan, pengalaman serta informasi yang beragam yang di bawa oleh setiap peserta yang menjadi perangkai pengetahuan untuk menciptakan inovasi baru. Pertemuan Difabel ini tidak di setting di hotel mewah melainkan menghadirkan setting yang berbeda yang bisa mendekatkan penyandang disabilitas dengan masyarakat yaitu di Balai Desa Sendangtirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Para partisipan juga tidak di inapkan di hotel melainkan di rumah-rumah warga, agar warga bisa berinteraksi secara langsung dengan penyandang disabilitas sehingga peran aktif masyarakat luas tak pernah lepas dari kesadaran akan keterlibatanya untuk membangun pemahaman yang positif dan menjadi bagian dari masyarakat itu sendiri.

Mengapa? “Karena Desa adalah lokasi tempat tinggal yang dekat dengan warga juga termasuk pemerintahan negara yang paling bawah dan menjadi tempat sebagian besar bagi masyarakat itu berada. Inklusi ini dilakukan dan dimulai dari desa. Kami yakin bahwa sekecil apapun yang dilakukan harapan kami adalah dapat memberikan dampak besar sehingga diperlukan apresiasi”, jelas Joni Yuliyanto ketua Temu Inklusi juga Direktur SIgab. Keinginan kami, dari keberhasilan-keberhasilan kecil kemudian memunculkan inovasi-inovasi yang dapat di kontribusikan. “Semangatnya kami balik, karena biasanya selama ini difabilitas selalu dianggap menjadi masalah tetapi kedepan kami mencoba merubah itu dan memperlihatkan bahwa disabilitas adalah sebenarnya kami bukan masalah melainkan asset yang berharga yang bisa berinovasi”, Imbuhnya. Inklusivitas digalakkan dijadikan satu misi bersama yang bisa diharapkan bersama, sudah saatnya isu difabel itu bukan milik difabel saja tetapi menjadi bagian milik masalah bersama yang dapat kita pecahkan secara kebersamaan pula. Desa sebagai komponen pemerintahan yang paling dekat dengan rakyat merupakan bagian yang sangat potensial dalam menanamkan dan memulai gerakan social diatas.

Temu Inklusi ini menjadi ruang berkumpul dan berbagi yang inklusif sebagai wadah bertemunya Difabel dan kelompok masyarakat luas dalam rangka memperbincangkan isu inklusivitas Difabel. Selain menjadi ajang apresiasi hari internasional Difabel, Sarasehan ini guna membangun sebuah model kampanye pendidikan dan penyadaran public. Kegiatan ini di desain sebagai ajang inklusi dimana Difabel dan non-Difabel diberikan ruang dan di kondisikan untuk berinklusi, berkolaborasi dan menjadi jaringan untuk slaing mengenal dan berjejaring untuk kemudian membangun gerakan social inklusif. Agenda tiga hari kedepan kegiatan ini adalah Seminar Nasional “Undang Undang Desa dan Peluang Bagi Inklusi Difabel di Indonesia, Workshop Tematik yang diselenggarakan secara pararel, Klinik Informasi dan Layanan Difabilitas, Pameran, Panggung Hiburan dan Budaya, Game dan Perlombaan Anak, Rally motor berbudaya inklusif, dan Jalan santai. (Text & Foto oleh Fatchur Rahman)

irman ariadi