
Handicap International merupakan organisasi bantuan independen dan imparsial yang bekerja dalam situasi kemiskinan dan eksklusi, konflik dan bencana. Dengan bekerja berdampingan dengan penyandang disabilitas dan kelompok-kelompok rentan lainnya, aksi dan testimoni kami berfokus pada menanggapi kebutuhan esensial mereka, memperbaiki kondisi hidup, dan mengedepankan rasa hormat untuk martabat dan hak fundamental mereka.
Sejak bulan Juli 2010, Handicap International adalah federasi dengan 8 asosiasi nasional (Perancis, Jerman, Belgia, Kanada, Amerika Serikat, Luxemburg, Inggris, dan Swiss). Handicap International menjalankan proyek di 61 negara dan mempekerjakan hampir 3300 orang di seluruh dunia, 330 dari mereka bekerja di asosiasi nasional di Perancis, Eropa, dan Amerika Utara.
Populasi Sasaran dan Tujuan Aksi Kami
Handicap International bekerja atas nama penyandang disabilitas, yang meliputi:
• Populasi yang berisiko terhadap penyakit, kekerasan, atau kecelakaan yang menyebabkan disabilitas;
• Populasi yang rentan dan khususnya penyandang disabilitas dan orang-orang yang hidup dengan penyakit yang menyebabkan disabilitas kronis;
• Populasi pengungsi, populasi yang tinggal di wilayah bencana atau populasi yang mengungsi karena krisis, konflik, dan bencana, serta khususnya orang-orang yang rentan, terluka, dan penyandang disabilitas;
• Populasi yang terancam oleh senjata, amunisi, dan perangkat ledak selama atau setelah terjadinya konflik militer.
Handicap International bertindak tidak hanya atas nama penyandang disabilitas, tetapi juga untuk keluarga mereka dan dukungan langsung, komunitas, dan masyarakat mereka. Dalam mempromosikan pendekatan inklusif, Handicap International tidak hanya mengembangkan layanan untuk penyandang disabilitas, tetapi juga untuk memastikan bahwa penyandang disabilitas memiliki akses ke layanan yang diperuntukkan untuk semua orang.
Dalam konteks ini, tindakan Handicap International bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan berikut ini:
• Mencegah kecacatan, kerusakan, dan disabilitas terkait dengan penyakit, kecelakaan, dan kekerasan.
• Untuk memastikan layanan yang ditawarkan dalam sektor kegiatan kami tersedia, diadaptasi, dan dapat diakses.
• Untuk meningkatkan kepasitas, mengedepankan partisipasi sosial, serta penerapan dan pelaksanaan hak publik penerima manfaat kami.
Strategi Intervensi
Handicap International mengedepankan penyandang disabilitas dalam artian global dengan bekerja:
• Pada tingkatan yang berbeda-beda: dalam komunitas, layanan, dan tingkatan sistem, serta tingkat nasional.
• Pada tahapan yang berbeda-beda: dari pencegahan disabilitas hingga integrasi sosial, pendidikan, dan ekonomi dari orang-orang dalam situasi disabilitas.
• Dengan faktor yang berbeda-beda: faktor pribadi dan faktor lingkungan
Handicap International turut serta dalam menjawab situasi-situasi darurat melalui kesiapan dan kapasitas reaksi cepat yang memungkinkan kami menanggapi dalam waktu yang tepat dan sesuai dengan skala kejadian. Hal ini dapat diterapkan di mana pun di dunia, terlepas dari apakah kami sudah ada di tempat kejadian dan tanpa kewajiban apa pun untuk menindaklanjuti tindakan pengembangan.
Handicap International Program Indonesia & Timor-Leste
Handicap International di Indonesia
Handicap International Program Indonesia bekerja dalam konteks darurat dan pengembangan. Handicap Internasional melakukan intervensi dalam menjawab situasi darurat, khususnya dimana Handicap International sudah bekerja di negara tersebut.
Dalam situasi darurat, pada Januari 2005, Handicap International melakukan tanggap darurat bagi orang-orang yang mengalami cidera, komplikasi pernapasan, dan disabilitas akibat bencana tsunami pada Desember 2004; setelah gempa di Yogyakarta, pada Mei 2006 sampai Desember 2007, Handicap International berada di lokasi dan menyelenggarakan kegiatan untuk menjawab kebutuhan orang-orang yang mengalami cidera dalam bentuk pelayanan rehabilitasi fisik dan mempermudah akses bagi para penyandang disabilitas untuk pengarusutamaan bantuan.
Handicap International melaksanakan tanggap darurat bagi penyandang disabilitas dan kelompok rentan paska erupsi Gunung Merapi, pada bulan Oktober 2010 sampai Maret 2011 di Sleman, Yogyakarta, Klaten, dan Magelang, banjir skala kecil di Betun, Nusa Tenggara Timur pada Juli 2013 dan terakhir erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur pada Maret 2014.
Dalam konteks pengembangan, Handicap International bekerja di Surakarta sejak September 2005 untuk meningkatkan pendidikan dan pelayanan prostetik dan ortotik, penelitian dan pengembangan dalam hal pemakaian dan komponennya. Dan sejak tahun 2008 Handicap International telah melaksanakan beberapa proyek pembangunan di 10 propinsi (Aceh, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat). Sektor kegiatan yang dilakukan adalah Rehabilitasi Fisik, Pendidikan Inklusi, Pembangunan Lokal, Aksesibilitas, Kesiapsiagaan Bencana dan Pengurangan Risiko Bencana, Hak dan Advokasi.
Handicap International Program Indonesia, bekerjasama erat dengan Kementerian Sosial Republik Indonesia dan dinas-dinas di tingkat propinsi, juga masyarakat sipil, dalam melaksanakan proyek dan mengidentifikasi bagaimana kami dapat mendukung program Kementerian Sosial Republik Indonesia di tingkat nasional dan propinsi.
Handicap Internasional di Timor-Leste
Handicap International telah melaksanakan kegiatan di Timor-Leste selama periode 2001, 2002, dan 2003, sebelum dan sesudah negara ini mencapai kemerdekaannya. Kegiatan yang dilaksanakan terutama berfokus pada rehabilitasi fisik.
Pada bulan Februari 2012, kantor baru telah dibuka di Dili, Timor-Leste, sesuai dengan strategi global Handicap International dan kemungkinan untuk Handicap International di Indonesia untuk memperluas programnya dengan lingkup regional. Kami telah membangun koordinasi dan kerjasama dengan Kementerian Sosial dan Solidaritas di Timor-Leste, organisasi penyandang disabilitas, dan masyarakat sipil.
Strategi Kami
Pada bulan Desember 2012, sebuah Kerangka Program Regional (KPR) dirancang untuk 3 tahun ke depan (2013 – 2015). Tujuan program regional ini adalah untuk memastikan bahwa, dalam konteks darurat dan pembangunan, penyandang disabilitas dan kelompok-kelompok rentan memiliki akses yang lebih baik atas layanan dan meningkatkan partisipasi mereka dalam kehidupan politik dan publik.
Lebih spesifik, KPR ini bertujuan untuk mempromosikan:
• Penyandang disabilitas dan kelompok-kelompok rentan menjadi pelaku dari perkembangan mereka.
• Pengarusutamaan dan pelayanan spesifik disabilitas dapat diakses oleh penyandang disabilitas.
• Para pembuat keputusan yang mengetahui isu-isu disabilitas secara aktif mendukung dan mengedepankan akses atas layanan dan partisipasi publik dan kehidupan politik penyandang disabilitas.
• Tanggapan-tanggapan darurat meliputi kelompok-kelompok rentan dengan fokus khusus pada penyandang disabilitas dan prioritas mereka.