
- LATAR BELAKANG
Difabilitas dapat terjadi dan menimpa kepada siapapun. Usia balita maupun orang dewasa hal tersebut dapat terjadi. Difabilitas yang menimpa balita dapat terjadi karena ketidaktahuan orang tua sehingga terlambat dalam hal penanganan maupun juga kekurangtahuan pihak dari instansi kesehatan. Untuk orang dewasa difabilitas dapat terjadi karena penyakit degeneratif seperti diabetes, stroke, hipertensi dan jantung. Difabilitas yang menimpa balita maupun orang dewasa, sebenarnya dapat dicegah melalui pemberian informasi melalui penyuluhan, pelatihan dan lain-lain.
Dalam penanganan difabilitas secara umum, lebih banyak melibatkan pihak-pihak yang tahu dan paham tentang kesehatan, namun orang awam justeru luput dari informasi tersebut. Padahal, difabilitas adalah kondisi kesehatan yang seharusnya direspons secara terpadu dan menyeluruh. Hal ini dikarenakan, akibat dari difabilitas, tidak hanya membawa keterpurukan di aspek kesehatan saja namun juga secara langsung akan berdampak kepada kehidupan sosial bagi seorang difabel.
Pilihan terhadap penanganan difabilitas tersebut, adalah berupa rehabilitasi medis yaitu melalui deteksi dini dan intervensi dini, yang dilakukan secara terpadu dengan melibatkan semua pihak terkait seperti Dinas Kesehatan, Puskesmas, Posyandu. Disamping itu, perlunya pelibatan instansi lain juga dalam proses rehabilitasi non medis. Karena tidak cukup rehabilitasi medis yang dilakukan tanpa dibarengi dengan intervensi non medis. Strategi rehabilitasi untuk difabel yang menggabungkan intervensi medis dan non medis itulah yang disebut dengan Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM). RBM adalah sebuah strategi pemberdayaan difabel dengan menggunakan matriks World Health Organization (WHO) yang mencakup 5 komponen yaitu Kesehatan, Pendidikan, Mata Pencaharian, Sosial Inklusi dan Pemberdayaan. Strategi ini bertujuan untuk memberdayakan difabel dari aspek medis maupun non medis sehingga yang bersangkutan dan mandiri dan menjalani kehidupan sosial tanpa ada diskriminasi.
- TUJUAN
Tujuan Workshop ini adalah :
- Meningkatkan pemahaman peserta tentang Deteksi dini dan intervensi dini difabilitas
- Peserta tahu dan paham peran dalam pelaksanaan deteksi dini dan intervensi dini difabilitas
- Meningkatkan pemahaman peserta tentang model rehabilitasi bersumberdaya masyarakat (RBM)
- OUT PUT
Output dari Workshop ini adalah.
- Peserta paham tentang deteksi dini dan intervensi dini difabilitas
- Peserta mampu memberikan informasi tentang peran dari berbagai pihak yang memiliki hubungan dengan difabel atau juga peran apa yang bisa dilakukan jika menemukan ciri-ciri yang berhubungan dengan gangguan tumbuh kembang pada balita dan
- Peserta paham tentang RBM
- Tersusunnya rekomendasi dari peserta mengenai deteksi dini dan intervensi dini difabilitas dalam kerangka rehabilitasi bersumberdaya masyarakat
- SASARAN
Sasaran dari workshop ini adalah
- Kader posyandu
- Keluarga difabel
- Masyarakat
- Pemerintah Desa
- Aktifis Difabel
- PELAKSANAAN
- Pelaksana : Karina Kas
- Waktu dan Tempat
Hari / tanggal : Jum’at, 26 Agustus 2016
Tempat : Lendah, Sidorejo
Jam : 08.30 s/d 11.30
Jadwal Kegiatan
Waktu | Materi | Penanggung Jawab |
08.30 – 08.45 | Pembukaan | Panitia |
08.45 – 09.15 | Session I : Pengantar Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM) | Karel Tuhehay |
09.15 – 11.30 | Session II :
Ø Deteksi Dini dan Intervensi Dini Difabilitas Ø Testimoni Pelaksanaan DDID dan Contoh Baik Keberhasilan DDID pada ABK |
Anik Mardiyati Ibu Anita dan Ibu Yulia Sari |
11.30 – 12.00 | Tanya Jawab dan Penyusunan Rekomendasi | Karel Tuhehay |
12.00 – 12. 30 | Penutup dan Makan Siang | Panitia |